rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Senin, 23 Agustus 2010

Teman Takut Dibilang Perawan Tua Eh Malah Sengaja Disuruh Ke Dukun Cabul

Betul-betul apes nasib Margini, 28, gadis dari Tegal (Jateng) ini. Usia nyaris menyentuh kepala tiga, belum juga ketemu jodoh. Makin sial lagi, ketika ketemu dukun yang sanggup mempromosikan dirinya, ternyata hanya digauli berulangkali. Sudah oblak belum ketemu jodoh, terpaksalah dia mengadukan Mudasir, 55, ke polisi.
Untuk kalangan perempuan, usia ideal berumahtangga berkisar antara 20 hingga 25 tahun. Kawin usia 12 tahun, suami bakal dimaki-maki orang macam Syeh Puji dari Semarang. Tapi kawin di atas usia 30 tahun juga jadi bahan pergunjingan antar tetangga. Mereka rata-rata meledek, mencemoohkan kenapa ketemu jodoh sudah kadung alot (liat). “Makanya, jadi wanita jangan pilih-pilih tebu, nantinya dapat yang tebu bosok (busuk)” begitu kebanyakan reaksi orang yang doyan gosip.
Kata-kata sindiran semacam itu kini mampir juga ke telinga Margini, gadis dari Desa dan Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Para tetangga dan keluarga mempertanyakan, cowok model apa sih yang diidamkan Margini, sehingga sampek tuwek belum dapat suami? Apa mencari harta, apa mencari kebahagiaan rumahtangga? Hati-hati lho lelaki jaman sekarang, kaya sedikit sudah macem-macem. Apa lagi yang hartanya bermilyar-milyar macam Syeh Puji, gadis ingusan mau dicobain juga!
Ada sahabat akrab Margini yang selama ini menjadi ajang curhatnya. Watik, 25, juga sangat prihatin pada penderitaan sohibnya tersebut. Masak sih, wajah juga cukup lumayan, tapi kenapa Margini belum pernah “beginian” dengan lelaki? Maka meski ibaratnya buka rahasia dapur sendiri, Watik membeberkan rahasia suksesnya tempo hari. “Aku berdukun ke Mbah Mudasir warga kampung sini juga, dan nyatanya saya cepat dapat suami,” kata sohib Margini tersebut berbisik-bisik.
Nah, ke rumah Mbah Mudasirlah Margini pada akhirnya. Dia minta disiasati dan disarati, bagaimana agar cepat memperoleh jodoh dalam usia yang nyaris kepala tiga ini. Dengan kata lain, Margini minta dipromosikan supaya segera ketemu calon suami yang ideal dan bertanggungjawab. Tampang jelek sedikit nggak apa, yang penting dia bisa membahagiakan istri, sayang juga pada ipar-iparnya dan hormat pada mertua berikut jajarannya.
Laki-laki di manapun sama, setiap ketemu wajah kinclong pikirannya jadi ngeres dan berfantasi ke mana-mana. Dukun Mudasir ternyata tak jauh dari itu. Melihat gadis mulus dan putih bersih macam Margini, pendulumnya langsung kontak. Dia tak berfikir bagaimana gadis itu segera ketemu jodoh, tapi memutar otak bagaimana bisa mencicipi tubuh mulus Margini yang sungguh menggamit rasa merangsang pandang itu. “Ini kali yang menurut Bondan Winarno rasanya mak nyussss…..,” kata hati Mbah Mudasir.
Akhirnya Margini dibawa ke kamar praktekknya. Dia tidak minta si gadis untuk ketik rek spasi rek dan kirim ke …rok, melainkan berkomat-kamit untuk meyakinkan pasiennya. Beberapa menit kemudian Mbah Mudasir bilang, sesuai dengan petunjuk bapak prewangan, simpul-simpul kesialan dalam tubuh Margini hanya bisa dilenyapkan bila dia mau disetubuhi si dukun. Awalnya kaget juga Margini, kenapa syaratnya harus beginian segala? Tapi demi kebahagiaan masa depan, akhirnya dia bertekuk lutut dan berbuka paha buat Mbah Mudasir.
Harapan Margini, hanya sekali saja Mbah Dukun menggauli, tetapi ternyata lain hari minta lagi dan minta lagi. Setelah sekian kali dinodai Mbah Dukun ternyata tak juga ketemu jodoh, barulah dia sadar bahwa selama ini hanya diplekotho (dikadali) si dukun cabul. Maka siang hari Jumat (31/10) dia nekad ke Polsek Kedungbanteng, minta Mbah Mudasir diusut dan ditangkap. Apa jawab Mbah Dukun setelah digelandang dan diperiksa petugas? “Kata prewangan hanya sekali, tetapi inisiator selanjutnya memang saya sendiri…,” ujarnya. Kalau inisiator dana BI, bisa ditangkap KPK tuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar