rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Rabu, 15 Desember 2010

hHmmmm

Jatuh Cinta


Gemuruh harap
dalam gemulai anggun
ratap kicau
dalam makna damai
hilang terbujur kaku
tertabrak angin syahdu
meleleh pula
oleh senyum malu-malu
mahkota biru
menerjang sukma
menyerahku
dalam rasa

Doa tengah malam


Sesaat tersentak jiwaku, rembesan langit mulai menitik dari stalagtit semesta, menghembuskan sedikit rasa tak terkatakan.
Kerambaku terlalu lemah untuk memerangkap ikan-ikan berkilauan, desirannya saja yang terasa.
Aku bukan siapa-siapa, jika uluran sayap-Mu merengkuh tubuh kurusku, kuberharap bisa terbang bersama-Mu.
Sibaklah hitam mataku, untuk cinta dan pengharapan, untuk cita dan masa depan. Sentuhlah jiwaku, untuk damai dan kasih.
Amin..........

Andai



Andai nyawa adalah kasat mata
maka petaka akan membarakan cinta
Andai semesta ini tercerna oleh semua
darah pun tak akan mengalir mewarnai bumi
terlambat mungkin angan ini
karena Lauh Mahfudz terlanjur menjadi seni
seni ukir dan pahat semesta
Andai Tuhan itu sederhana
maka bahagia bukanlah mimpi semata
karena Tuhan adalah puncak bahagia
Andai Tuhan menampakkan diri-Nya
demi dzarrah yang bertebaran
Andai......
Tuhan tak menciptakan kita
Andai.....
Tuhan melupakan semesta
Andai.....
Dia adalah satu-satunya yang ada

Tentang malam


Menggigil kadang dalam gelapmu
tapi kau begitu mempesona
selimutmu menidurkan dunia
Termenung di saat terakhirmu
menyadarkan makna nafas terhembus
Menjelangmu dengan lembayung di kolong semesta
memberi setetes warna jiwa
Kau adalah ketakutan
tapi juga adalah secercah harapan
akan esok yang terang bila terindukan
Ketika kau merambah puncak2 bumi
salju pun mulai bergetar kau terjang
Malam adalah masa depan yang belum terwujud
Malam adalah harapan yang masih menggantung
Hidupmu kadang tak diharapkan
tapi kau adalah kenikmatan
semua jernih tatkala kau diam

Aku ingin jatuh cinta


Kembara yang terlalui hanyalah maya
dan remah2 ego tak menghasilkan pancaran
Aku adalah priamu tapi kutak mencintaimu
Aku adalah pahlawanmu walau ku tak berbuat apapun untukmu
Aku bahagia bersamamu walau kutak tahu seberapa dalam kebahagiaan itu
 
Aku hanya takut kau adalah persinggahan perjalananku
karena kau tak meninggalkan kerinduan ketika kau pergi
darahku tetap mengalir walau kau tak disini
Wanitaku,
tidakkah ini jelas bagi kelebat jiwamu
bahwa benih yang kau tanam malam purnama itu
belum bersemi tatkala mentari menari di ufuk timur
 

Untuk Sahabatku


Biarkan.....
Pria lusuh datang berkacak pinggang
"Akulah pria diantara pria"
"Akulah jiwa diantara jiwa"
"Akulah manusia yang didamba"
dan diapun tertawa
dia berkelana memburu ego
menari2 dalam kelebat pedang tumpul
kala siang dia berkoar di tepi pelabuhan
dan ketika malam menyelimuti bumi
dia meringkuk di lorong hatinya sendiri
Suatu pagi di pasar keju,
"Hai Rambut Pirang dan Rambut Hitam, ataupun yang Rambut Panjang......
Hai Pemburu Uang dan Pemburu Perempuan,
ataupun pemburu kenikmatan....
Kemarilah, kutawarkan penyejuk dahaga manusia, penawar miskinnya rasa.....
Semua menoleh, mencari sosok dekil bersuara lantang......
"Ah...hmmmmmm......dia lagi", dan pasar pun hiruk lagi.
Aku mengenal pria itu, mungkin sekedar kenal lagian cuman sebentar
tapi aku mohon pada siapapun
biarkan dia tertawa, biarkan dia gembira
biarkan dia berteriak sampai serak
Laat hem met rust
Let him with his world

(Sahabat, terima kasih telah membawa sesuatu dalam hidupku)

Refleksi anak negeri


Bangsaku......
tercecer.......
dalam kilat kemajuan
pipi-pipi......
yang hitam, putih, atau kuning langsat
terbasahi air mata
Rambut-rambut...
yang lurus, berombak, ataupun keriting
tersepuh sengat sang mentari
merangkak dalam rimba
penuh dengan kera2 hilang arah
singa-singa lapar
tikus-tikus pengerat

Sengsara


Pohon kamboja bergoyang
menyepuh makna hari
perdu mungilnya melambai
menyambut bias mentari
terpagut mesra
dalam ranah terpaksa

ternyata
seorang anak bangsa
berjuang penuh peluh
menggapai asa

ranum
namun tegar
dalam lapar
kadang menggelepar

Fuck You.........!!!!!!!!
Go to Hell.........!!!!!!!!
Sumpah Serapah Kehidupan
Bangsat.......!!!!!!!
Keparat.....!!!!!!!!!
Jahanam.....!!!!!!!!!
terduduk lutut bengkak
tertunduk sayu menetes
Mati....!!!!

Mimpi


Suatu saat aku melihat.....
senyum merekah putra-putri bangsa
karena kerja telah usai
mengusung pertiwi ke singgasana
membuang lapar dari perut seluruh negeri
menghukum pencuri2 lumbung rakyat
menghijaukan kegersangan pulau2
peluh memang masih membasahi kulit
dan daki masih belum terbasuh
 
Aku terjaga.....
Mimpi.....
hanya mimpi......

Kucari sebuah nama

Sebuah Nama
 
kutulis namamu di lembutnya pasir pantai sore itu,
tapi ombak menghapusnya
kutulis lagi namamu kala rembulan menawarkan sinarnya
tapi pasang melandanya
kuukir namamu di batu karang ,
tuk kulihat lagi setahun kemudian.
 
Kini kudatang lagi,
tuk mencari guratan namamu di batu karang itu,
dan hatiku sedih
karena namamu sudah hilang
menjanjikan kesunyian
 
Dan kupergi ke sungai,
untuk bertanya pada alirannya
dimanakah harus kupahat namamu
 
Di hatimu............................
 
Dan kini,
kupahat namamu dalam hatiku
karena abadi hanya dalam hati
karena cinta bukan hanya dengan kata-kata
 
Belanda, Februari 2003
 
 
 
 
Ku cari.......
Aku merenung......
bukan karena terkena tenung
tapi mengagumi Yang Maha Agung
Aku merenung......
bukan karena linglung
tapi menyelami rahasia relung
Aku merenung........
bukan karena memikirkan gadis tersanjung
tapi melabuhkan jangkarku di tepi Pencipta Gunung
Jiwaku yang terkurung
oleh gemerlap rasa mendung
kini ku menyanyikan kidung
untuk damai yang terkandung
dalam malamku yang tak terhitung
 
Belanda, Desember 2002

Bila engkau jatuh Cinta


Bila Engkau Jatuh Cinta
Biarkan pikirmu pergi ke langit yang tinggi
tapi kakimu harus tetap berpijak di bumi
Bila Engkau Jatuh Cinta
Wanginya kasturi mungkin akan mewarnai
tapi tajamnya duri juga siap menanti
Bila Engkau Jatuh Cinta
Gelombang Samudra adalah hatimu
Cerah mentari adalah senandungmu
Rimba tak bertepi adalah khayalmu
Bila Engkau Jatuh Cinta
Berjalanlah dengan nuranimu
dan bacalah peta akalmu
Bila Engkau Cinta
Nikmatilah setiap alirannya
tapi jangan engkau tenggelam karenanya
Karena tak ada cinta yang sejati di dunia ini
Karena cinta sejati hanya milik Ilahi

Suara Jiwa


Suatu saat diamlah.....
dalam gelap malam........
dalam hening mencekam......
kala semua terlelap.......
dengarkan suara jiwamu........
lalu menarilah dalam alunannya......
setelah engkau lelah.....
bersujudlah......
dan tumpahkan air matamu.........
biar nodamu luntur oleh sungai penyesalan......
agar cinta kasihmu berbunga oleh embun harapan........

Ketika Agama dituhankan


Manusia punya percaya
percaya akan yang tak tersentuh oleh kasat mata
Manusia miliki rasa
akan yang punya segalanya
Manusia juga berjiwa
rindukan yang ber-Kuasa
walau tak selalu

Dan ketika manusia berpegang
teguh dalam percaya
Dan ketika manusia menghilangkan
hati nurani dalam tindakannya
Dan ketika manusia mencari
jiwa dalam kolam darah
Dan ketika manusia menganggap
agama adalah segalanya
Dan ketika manusia merasa
Tuhan adalah pengetahuannya
........................................................................
inilah dunia teman............
inilah hidup sahabat.............
hari ini adalah akibatnya wahai penghuni bumi
kapan kau merubahnya.......?
kapan kau mendamaikannya....?

Cinta (Dulu dan Kini)


Malam, kuingat dalam lembayung rasa, kau bertanya,
"Apakah itu Cinta...?"
Menggeliat jiwaku menyadari sekian lama bahwa aku hidup tanpa cinta. Pernah suatu saat cinta menghampiriku, sewangi kasturi surga nafasnya mengalir menuju delta hatiku. Tapi dengan kepongahan, aku menghentikan alurnya.
Cinta itu belum seindah yang kubayangkan.
Cinta itu sempurna dalam keterbatasan fikirku.
Sesempurna peri2 surga Tuhan nan cantik jelita, yang mata binarnya dapat menembak pusat jantungmu hingga kau mati dalam kenikmatan, yang lambaiannya sesejuk angin Firdaus di musim semi yang hangat, yang senyumnya semenggoda Hawa menghujani syaraf-2 cinta Adam, yang lekuknya membentuk rangkaian desiran hasrat nafsu dan cinta sejati.
Cinta itu tak bercacat dalam batas bayangku.
Laksana pangeran gagah perkasa yang memenangkan setiap pergulatannya, yang pesonanya membawa wanita2 negeri terlalui bertekuk lutut mengiba tetesan kasihnya, yang pedangnya mengkilatkan kekuasaan kerajaan kewibawaan.
Malam, kenapa kau buyarkan lamunan cinta yang telah menidurkanku selama musim dingin, kenapa kau siram kolam asmaraku yang telah penuh bunga dengan makna baru...?
....................................................................................
Jawab atas tanya itu ternyata terselip dalam senyapnya sepertiga malam terakhir dimana diam adalah satu2 nya pilihan.

Obsesi Demokrasi

Jangan bicara demokrasi..........

klo hatimu masih berbau otokrasi

jangan bicara demokrasi........

kalau kamu mementingkan birokrasi

jangan ngocol demokrasi............

kalau jiwamu masih cinta materi
jangan ngomong demokrasi........
kalau tujuanmu hanya hegemoni
jangan ngomong demokrasi
kalau perjalananmu tak memberi arti
jangan ngomong demokrasi
kalau perbuatanmu hanyalah anarkhi
berhenti ngomong demokrasi
sebelum dirimu menjadi philantrophis sejati
Fuck Off dengan demokrasi
jika pemerintahan hanyalah kumpulan para pembuat ilusi
Kami tidak perduli apa nama sistem yang kau terapkan
asal kedamaian dan kesejahteraan tersebarkan
asal cinta dan kasih tertunaikan

Aku orang Kafir

Engkau kira aku orang beriman

karena aku berpeci dan sering pergi ke masjid

Engkau kira aku orang berbudi

karena aku mengulurkan tangan pada yang kelaparan

Engkau kira aku orang suci

karena di keningku ada garis hitam

haha..............

engkau salah

karena aku adalah orang kafir

karena aku tahu kebenaran tapi aku mengingkarinya

karena hatiku tertutup dari kenyataan

Rimbaku adalah petualangan mencari kesempatan

untuk keuntungan sesaat dan kenikmatan sekerat

Aku masih tertawa di saat banyak orang masih menangis

Aku masih berjalan lenggang saat rakyat ngos2an mencari makan

Aku datang ke klub malam hanya untuk menghamburkan uang

Kadang .....................

Mata kalian mudah tertipu

oleh senyum dan santunku

Aku adalah orang kafir 

Pejuangku Telah Menyerah


Dulu kumengagumimu karena kau cantik
Dulu kumengagumimu karena kau cerdik
Dulu kumengagumimu karena kau mau terbang ke langit
Dulu kumembanggakanmu karena kau bertanya padaku tentang masa depan
Dulu kumembanggakanmu karena kau tak pernah puas dengan yang biasa
Dulu....itu dulu.....
sebelum aku pergi
dan waktu itu kuingat kau berjanji
untuk tetap menjadi bidadari
 
Kini setelah ku akan kembali
angin musim semi mengabarkan padaku
engkau tidak seperti dulu lagi
sayapmu sudah mulai berdebu
sepatu putihmu telah menjadi abu2
dan mahkota lentikmu telah kau buang
 
Mengapa.....?
Mengapa kau lakukan ini....?
Aku tidak mengerti
Kau punya sayap untuk terbang ke surga
Kau punya cinta untuk melumpuhkan syaraf pemuja
Kau bahkan punya semuanya untuk mendapatkan semuanya
tapi mengapa kau tidak melakukannya
aku tidak mengerti
sama sekali tidak mengerti

Konferensi Lintas Dimensi


Butiran2 halus berwarna putih menyapa rambutku yang tak teratur diterjang angin pergantian musim, langit sedang gembira menurunkan manik2 putihnya untuk dinikmati makhluk2 bumi. Salju yang telah membelai bumi sudah mulai mengeras, membuatku harus berhati2 karena licinnya jalan. Minus 1 derajat tadi kulihat, dan malam ini akan semakin dingin nampaknya. Aku sangat lelah setelah seharian bekerja, sehingga jalan setapak menuju ke rumah pun rasanya sangat panjang. Masih juga kulihat tetangga2ku saling melempar salju sambil tertawa gembira, aku pun ingin bergabung, tapi rasanya malas juga, dingin nampaknya merayuku untuk segera menyambut hangatnya kamarku.
Kubuka pintu kamarku, kunyalakan lampu, hhmmm ada surat, dibungkus amplop berwarna biru dengan tulisan di pojoknya "Very Confidential". Tergesa2 kubuka surat itu, tak biasanya aku menerima surat dengan tulisan very confidential, pasti ada sesuatu yang sangat penting di dalam surat itu.
"Anak muda,
malam ini jam 12.00 tengah malam, kutunggu kamu di Meeting Point kita seperti biasanya. Awas kalau tidak datang.
Tertanda,
tuhan"
tuhan, ah dia lagi. Not in the right time, seenaknya saja dia bikin undangan tanpa konfirmasi dulu. Padahal dia pasti tahu kalau aku hari ini sangat capek, karena habis kuliah aku langsung kerja hingga malam. Pake intimidasi lagi, pake awas2an. Kurang ajar memang dia, dari dulu selalu begitu. Walaupun aku juga kurang ajar sebenarnya, kalau mau ketemu dia juga seenak perutku, kapanpun aku mau.
tuhan : "Ehem...ehemmmm...anak muda, matahari, dan bumi.....kalian kuundang dalam pertemuan ini untuk kumintai pendapat tentang konstelasi tata surya kalian saat ini, aku hanya agak prihatin, koq akhir2 ini aku sering dapat laporan dari Jibril kalau ada semacam keresahan global. Semakin banyak yang menggunakan namaku untuk hal2 yang tidak baik. Semakin banyak yang mempertanyakan dan meragukan keberadaanku, bahkan semakin banyak pula yang sama sekali tak percaya keberadaanku. Mulai ada pula yang mencari "theory of everything". Terus terang aku tersinggung mendengar laporan Jibril, kehebatan dan keagunganku sebagai tuhan terhina, dan aku lebih tersinggung lagi, karena yang menghinakan hanyalah makhluk jelek macam kalian."
matahari : " Sabar...sabar... Yang Mulia. Yang melakukan itu cuma binatang yang mengaku manusia itu Yang Mulia. Hamba, Matahari.., akan selalu mengagungkan Paduka. Hamba masih setia mengemban tugas menghidupi tata surya. Walau terus terang, tugas yang Paduka limpahkan kepada hamba sebenarnya tugas yang amat membosankan. Tapi percayalah, hamba akan selalu menjunjung tinggi arasy Paduka."
bumi : "Iya...iya...hamba juga setuju pada pendapat Matahari Paduka Yang Mulia. Hanya manusia saja yang merusak tatanan kosmos Paduka, hamba pun merasa malu sebenarnya dihinggapi tubuh hamba oleh manusia. Tapi ya bagaimana lagi, itu sudah menjadi tugas hamba. Walaupun hamba jijik, tapi hamba tetap melakukannya demi kesetiaan hamba pada Paduka Yang Mulia. Lihatlah diri hamba Paduka, yang cantik molek, biru menarik, indah menawan. Dalam tata surya hambalah yang tercantik dan terindah Paduka. Manusia2 itu pula yang mau merusak keelokan hamba, tapi hamba bersabar. Karena apapun yang Paduka berikan kepada hamba, hamba yakin itulah yang terbaik buat hamba."
Aku tersenyum2, mau tertawa tapi gak tega, narsis juga bumi ini, bisa2nya pamer di depan tuhan. Dalam kegelapan pembicaraan ini, terus terang aku masih agak kebingungan, aku tak bisa melihat apa2. Otakku berpikir keras dari tadi, ada rasa takut juga, gila...yang datang dalam pembicaraan ini matahari, wah wah bisa hancur berkeping2 diriku ini, mungkin tidak hancur, lenyap tanpa bekas bahkan. Helium dan hydrogen dalam tungku fusi dan fisi yang mampu menggeletarkan ruang dan waktu, aku jadi merinding membayangkannya.
tuhan : "Anak muda, kamu jangan diam saja. Tenang..tenang...aku tahu apa yang kamu takutkan. Dimensi panas matahari sudah kuredam, jadi jangan takut. Hayo..gimana pendapat kamu..?"
aku : " Aku sebenarnya ngantuk sekali, lagi2 kau undang aku untuk hal2 nggak bermutu kaya gini. Lain kali lihat sikon dong tuhan, jangan main sikat aja. Apa badan intelijenmu nggak cukup untuk memberi laporan komprehensif tentang konstelasi tata surya..?"
tuhan : " Dasar anak muda pemalas, aku tidak minta banyak waktumu. Kau makhlukku, tapi menyembahku hanyalah kewajiban sukarela buatmu. Kuundang kalian sebagai penyeimbang atas laporan badan intelijenku, karena kau tahu sendiri, sumber primer lebih kupercayai daripada sumber sekunder."
Tiba2 kepalaku seperti terbentur sesuatu, atau lebih tepatnya seperti ditampar. Sakit juga......
aku : " Heh, berani2nya menampar dalam gelap. Siapa tadi..?"
tuhan : " Aku...anak muda tolol. Ganjaran atas kemalasanmu."
aku : " Lagi2 kau sering menghukum tanpa sebab, mengadili tanpa membuktikan bersalah. Tapi baiklah, aku akan menjawab pertanyaanmu. Kuakui memang ada keresahan global itu, penyalahgunaan namamu, keraguan atas eksistensimu, dan pencarian ambisius akan "blue chip" semestamu. Tapi kukira penyebabnya juga dirimu sendiri koq, kejadian2 itu hanyalah "tripple effect" atas kediktatoran dan keegoanmu. Kalau engkau tidak bersembunyi dibalik jubah semesta, mereka mungkin akan lebih santun dalam hidup."
tuhan : " Aku mau bersembunyi atau tidak, itu hak prerogatifku anak muda. Akulah penguasa tunggal semesta. Akulah tuhan segala tuhan. Akulah tuhan besar dari segala tuhan2 kecil yang kalian ciptakan. Siapapun yang hidup di semestaku, harus tunduk pada kekuasaanku."
aku : " Tuh..kan..!!!. Kau memang Maha Sombong, Maha Keras Kepala, Maha Sok Tahu. Tapi kau musti mikir tuhan, trend sekarang sudah berubah. Semua makhluk merindukan keadilan dan demokrasi. Sudah jarang yang mau tunduk kepada tirani, semua kebenaran harus teruji di hadapan metode ilmiah. Termasuk percaya keberadaanmu, itupun harus dihadapkan dengan metode ilmiah. Kami bukan makhluk bodoh lagi yang percaya begitu saja akan dongeng2 yang diceritakan oleh nenek moyang, kami tidak segoblog yang kau bayangkan mau meyakini dogma2 indah yang ternyata kosong isinya."
Bumi : " Maafkan hamba Paduka Yang Mulia, sekali lagi maaf. Kayaknya anak muda ini ada benarnya juga, setidaknya itulah yang hamba amati akhir2 ini. Trend mempertanyakan segala hal itu bahkan terakselerasi dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, seakan tak ada tabir lagi di dunia."
aku : " tuhan, begini saja...,selama kau menikmati singgasanamu, apakah kau tidak melihat bahwa sebenarnya dari keresahanlah akhirnya timbul solusi baru, dari pemberontakan atas nilai2 bakulah akhirnya muncul ilmu2 baru. Jika saja kami diam membisu dan tidak mulai bertanya akan kejadian2 di semesta, kami akan jalan di tempat dan tidak menemukan hal2 baru di dunia. Renaissance, Aufklarung, Englightment, Pencerahan, Reformasi, Kelahiran Kembali, atau apapun manusia menyebutnya adalah hasil dari keresahan itu Tuhan. Jadi mengapa kau juga ikut resah, toh bagaimanapun polah tingkah manusia, tak sampai menggoyang arasymu"
tuhan :" Kalian boleh resah dan menggerutu, tapi jangan sampai menyekutukan aku dong. Gimana sih kalian ini...?. Harga diriku sangat terobek2 karena kalian hanya menyekutukan aku dengan reformis gagal kayak Yesus, dengan nabi buta huruf kayak Muhammad, dengan tua bangka kayak Guru Nanak, dengan tiran sombong kayak Stalin dan Lenin, dengan diktator narsis kayak Mao dan Kim, dengan dewa2 tolol, dan juga dengan keterbatasan otak kalian."
matahari : " Maaf menyela sebentar, cuman mau nanya Paduka tuhan Yang Mulia. Sebenarnya batas otak kita itu sampai dimana sih..?"
tuhan : " Satu prinsip matahari, berpikirlah tentang ciptaanku, jangan berpikir tentang dzatku, karena otak kalian tak mampu menjangkaunya."
aku : " Nggak bisa gitu dong tuhan. Ketika kami berpikir tentang ciptaanmu, otomatis kami juga berpikir tentangmu, karena pencipta dan yang diciptakan itu terikat hukum sebab akibat. Karena itu lebih baik menganggap otak kami tak terbatas daripada sebaliknya, karena kau tak pernah jelas menggariskan batas itu dimana. Kau bilang kami tak mampu menjangkau dzatmu, lagi2 kau prejudice banget dalam hal ini, sedangkan kau belum pernah memperlihatkan dzatmu pada siapapun di dunia ini."
tuhan :" Dasar anak muda tolol, gunakan otakmu dong. Apakah kau tidak melihat tanda2 keberadaanku di semesta ini, begitu banyak tanda dan kau masih buta. Tanpa melihat wujudku pun, kalau kau mampu berpikir, kau pasti tahu bahwa aku ini eksis."
Kali ini nada bicara tuhan mulai keras, kayaknya dia mulai naik darah. Aku merasakan hawa panas sekali merambat di sekujur tubuhku. Dalam hati aku masih harap2 cemas semoga tuhan tidak seenak udelnya mengeliminasi aku dari pertemuan ini, atau lebih gawat lagi menegasikan hakku untuk hidup dan berpendapat.
bumi : " Anak muda, dari kemesraanku dengan matahari kau dapat belajar, bagaimana gabungan antara gravitasi dan anti gravitasi berkolaborasi dengan indah sehingga mendukung kehidupan di permukaanku. Dari matahari kau dapat belajar dan membuktikan bagaimana tuhan menciptakan hal2 besar dari hal2 yang sederhana dan sepele. Dariku sendiri kau dapat pula belajar, bagaimana perputaranku begitu persisnya sehingga kestabilanku terjaga sedangkan bila satu detik saja perputaran itu berhenti, aku akan hancur terberai. Dan itu semua membutuhkan superior intelligent yang mengaturnya dalam Lauh Mahfudz atau Grand Design semesta."
aku : " Maaf saja bumi, bukti2 yang kamu tawarkan itu sudah terbukti tidak manjur lagi. Semesta ini terbukti chaos, ribut, centang perenang. Tidak ada keteraturan seperti yang kau bilang itu, apalagi desain eksak atas kejadian2. Jikapun ada keteraturan, itu tak lebih hanya kebetulan saja. Karena lebih dari 99,9% berupa ketidak teraturan. Hukum sebab akibat memang selalu terjadi, tetapi hukum sebab akibat yang ada adalah hukum yang harus dalam arti luas diartikan. Satu sebab bisa menghasilkan akibat ribuan bahkan jutaan atau milyaran, dan akibat yang satu mungkin juga dari sebab yang berlainan. Dan sejauh penelitian manusia atas semesta, tidak ditemukan satupun bukti empiris dan meyakinkan bahwa ada sesuatu dibalik terciptanya bintang, galaksi, planet, black hole, pulsar, nebula, dan apapun itu. Semua adalah rangkaian kejadian demi kejadian, tidak ada sesuatupun yang ex-nihilo, sesuatu yang datang begitu saja, tanpa permulaan dan tanpa sebab. Kun fayakun, abrah kadabrah, hocus pocus.............."
Kudengar ada yang tertawa kecil2 sambil sepertinya ditahan, tak beberapa lama juga terdengar suara mengaduh kesakitan.
matahari : " Maaf, maaf, beribu maaf Paduka Yang Mulia. Hamba bukan hendak menertawakan forum ini apalagi Paduka, hamba hanya menertawakan gaya dia ngomong abrah kadabrah, kayak crita Aladdin saja. Sekali lagi maaf Paduka."
Ah rupanya matahari yang ketiban pulung hukuman kecil dari tuhan. Dalam hatiku aku nyukurin, bete banget atas penghormatan hirarkisnya dari awal percakapan tadi.
aku : " tuhan, kau pasti setuju kan kalau waktu itu relatif. Dalam kerangka waktu yang dipunyai manusia, kau punya waktu tidak terlalu lama untuk membuktikan keberadaanmu. Mereka sudah sampai pada tahap siapa yang berada dibalik "big bang" yang diyakini sebagai awal semesta, karena setelah big bang, sekali lagi aku bilang tidak ada bukti yang bisa mereka temukan bahwa ada sesuatu dibalik terciptanya benda2 di semesta. Jika saja, mereka tidak juga menemukan sesuatu yang menciptakan big bang, ditambah lagi mereka menemukan theory of everything, kalau kalkulasiku tidak salah, akan semakin banyak yang memunggungimu tuhan. Dan itu berarti pula lengkaplah kegagalanmu, setidaknya kegagalanmu di bumi."
tuhan :" Memang menjengkelkan makhlukku manusia itu, termasuk kamu anak muda. Lebih menjengkelkan kesok-tahuan kalian tentangku, bertemu aja belum pernah sudah berani2nya bilang utusanku, bagian dari diriku, menjadi makhluk yang mengerti pesan2ku dan mau melaksanakan pesan2ku, dan juga apa itu aku lupa namanya, anggapan bahwa wujud manusia adalah juga perwujudanku...hhmmm aku lupa namanya..."
bumi : " Imago Dei..tuhan."
tuhan : " Pinter kamu bumi, nah itu Imago Dei. Evolusi dari monyet saja mau membandingkan wujudnya denganku, alangkah lancangnya kalian ini. Tetapi dari laporan Jibril, aku kadang mengerti mengapa manusia begitu narsisnya, karena dengan kenarsisan dan ambisi mereka itu ternyata mereka bisa bertahan hidup dan menjadi pemenang dalam "survival of the fittest". Walau jujur aku bilang, kemenangan bagi manusia sangat sering merupakan bentuk penindasan terhadap makhluk2 lain. Dari Jibril aku tahu juga, manusia2 yang membawa pesan kebaikan seperti Muhammad, Yesus, Mani, Zarathustra, Baha'ullah, dan beberapa yang lain kadang2 terpaksa untuk mentransendenkan pesan mereka, bilang bahwa itu dariku, dari tuhan seru sekalian alam, karena memang manusia pada umumnya terlalu bodoh untuk percaya pada kebaikan dan melakukannya dengan senang hati tanpa disertai embel2 bahwa sang pencipta yang memerintahkan itu. Ditambah lagi musti ditambah diimingi nikmat surga dan ditakuti dengan siksa neraka."
bumi : " wah tuhan, maaf menyela sebentar. Apakah neraka dan surga itu juga mitos...?"
tuhan : " Hahahaa.....tentu saja bumi. Surga kalian adalah ketika kalian gembira berbuat baik tanpa pamrih apapun, dan neraka kalian adalah rasa tersiksa ketika menyakiti dan berbuat tidak adil terhadap makhluk lain. Dan tentu saja kenikmatan terbesar makhluk bukanlah surga, tetapi melihat wujudku, bukan dengan mata, melainkan dengan nurani. Mendengarkan suaraku, bukan dengan telinga, melainkan dengan kejernihan hati. Merasakan keberadaanku, bukan dengan kulit, tetapi dengan kepekaan jiwa."
aku : " Nah tuhan, kau sekarang telah masuk neraka buatanmu sendiri, rasa resah dan tersiksa karena ketidakadilanmu."
Tiba2 ada getaran hebat, aku merasakan pusing yang amat sangat, panas sekali serasa api membakar kulitku, kudengar juga suara teriakan sangat keras yang aku tahu pasti bukan dariku sendiri, mungkin matahari atau mungkin bumi, aku tak tahu pasti karena gelap menguasai. Setelah beberapa lama, akhirnya getaran dan panas berkurang sedikit demi sedikit.
tuhan : " maaf, maaf, aku lepas kontrol tadi. Kau berani sekali mulutmu anak muda tolol. Bumi, kau saksi atas ucapanku. Makhluk2ku yang bernama manusia yang telah berani mengatasnamakan aku dalam ajarannya, apakah mereka pernah bertemu aku...?"
bumi : " Tidak pernah Paduka Yang Mulia, itu tak lebih hanyalah imajinasi kreatif mereka saja. Tapi ngomong2, ada beberapa yang jujur minta ampun lho Paduka Yang Mulia. Sidharta Gautama, Blaise Pascal, Ghazali, dan beberapa yang lain lagi telah dengan terang2an bilang bahwa kedekatan denganmu itu hanyalah imajinasi kreatif mereka saja."
tuhan : " Kau dengar sendiri anak muda, betapa diriku dicatut sana sini tanpa sama sekali ijin dariku. Kenapa aku tak berhak marah...?, coba katakan..!!!"
aku : " Sabar dikit napa sih tuhan. Kau berhak marah, itu memang hakmu koq. Tapi kau juga harus introspeksi diri, jika saja engkau lebih transparan mengenai dirimu, mereka tidak akan dengan gampangnya menghayal tentangmu dan menggunakan namamu seenak udelnya."
matahari : " Maaf beribu maaf Paduka Yang Mulia. Jika Paduka sudah tidak tahan lagi dengan makhluk Paduka yang bernama manusia, ijinkanlah hamba memeluk kekasih hamba bumi, biarkanlah kami bersatu. Sekian lama hamba berpisah dengannya, rindu hamba sudah meluluhlantakkan jiwa Paduka. Hamba ingin bersatu dengannya, walaupun setelah itu diri kami hancur bersama. Biarlah setelah itu awal baru tercipta, dengan matahari baru, planet2 baru, makhluk2 baru, sehingga Paduka lebih puas."
tuhan : " Belum waktunya. Kalian, matahari dan bumi, selesaikanlah tugas kalian. Aku tahu kalian saling mencintai, tetapi yakinlah, jarak bukanlah penghalang atas cinta yang tulus nan abadi."
aku : " Wah, begini saja. Boleh atau tidak, bersatulah kalian. Berpelukanlah kalian. tuhan sekalipun tak berhak melarang dua insan yang sedang jatuh cinta."
Cuh..ciuh...cuh....wah sialan, tega2nya tuhan meludahiku, berkali2 pula....
aku : " Kunyuk kau tuhan, diktator tak tahu diri. Oke..oke..!!!!, kuakui aku memang kritis terhadapmu, tetapi sekali lagi itu demi kebaikanmu. Daripada stempel namamu digunakan untuk mengotori tata surya, daripada atas namamu manusia menjadi tiran bagi sesamanya, daripada karena perilakumu semua makhluk semesta kebingungan mencari jati dirinya. Sudahlah, akhirilah keegoanmu itu. Bersikaplah demokratis dan transparan."
tuhan : " Kau pulang sana, besok pagi kau musti kuliah. Dari tadi kau bukan melaporkan sesuatu malah protes terus isinya. Tapi jangan lupa anak muda tolol, berbuat baiklah tanpa pamrih, itu saja pesanku."
aku : " Ya deh...., tapi jangan lupa pula pertimbangkan kritikku. Tapi anyway, untungnya aku dari dulu tidak pernah mengharapkan surgamu. Aku pergi dulu ya...Bye tuhan, matahari, bumi..........."

Agama sepakbola


Dunia ribut, dimana2 antrian panjang mewarnai kota2 besar sampai desa terpencil, hari ini adalah hari dimulainya pendaftaran resmi untuk agama baru. Segera agama baru ini menjadi tren yang tak dapat dibendung lagi, segera mengalahkan pamor agama2 yang sudah lama ada. Penganutnya terdiri dari semua golongan, dari presiden sampai tukang sampah, pria dan wanita, tua bangka sampai anak2 kecil, semua begitu gandrung dengan agama baru ini. Mereka rela berjam2 mengamalkan ajaran2 agama baru itu dengan senang hati, dan tentu saja banyak dari mereka begitu fanatiknya sehingga rela menyerahkan apa saja, bahkan nyawa demi agama baru ini. Sebenarnya, sejak lama agama ini dilarang, banyak yang bilang, agama harus punya orang yang membawanya, baik itu nabi atau orang2 suci lainnya. Agama harus punya serangkaian mekanisme yang jelas, punya ajaran tentang hidup setelah mati, punya surga dan neraka. Tapi siapa perduli, justru agama baru yang tak banyak punya peraturan, selain peraturan untuk jujur dan tidak bermain kotor inilah yang banyak diminati. Apa lacur, akhirnya pihak berwenang pun akhirnya harus mengijinkan agama baru ini terdaftar resmi. Buku2 dan ensiklopedia pun harus menambah daftar mereka.


Untuk memperingati berdirinya agama baru ini, akan diadakan perhelatan akbar pertandingan indoor, ada pula yang menyebutnya futsal. Ini mengingat animo yang begitu besar dari seluruh dunia untuk menghadiri pertandingan ini, akhirnya karena tidak ada satupun stadion di dunia yang mampu menampung pengunjung dengan jumlah yang sangat besar, maka diputuskan pertandingan ini diadakan di dalam stadion kecil dan disiarkan secara langsung ke seluruh dunia secara langsung. Perayaan besar itupun datanglah, dua tim tangguh sudah siap saling beradu strategi dan kemampuan.


Tim A dengan pemain2 yang sudah tak asing lagi malang melintang dalam dunia manusia, di bagian belakang sebagai penjaga gawang ada Zarathustra. Gelandang kanan sekaligus back Yesus, gelandang kiri sekaligus back Bahaullah, di bagian striker ada dua striker kawakan yang terkenal dengan tendangannya yang maut, Muhammad dan Plato. Di bangku cadangan tim A, ada tiga nama yang juga sudah tak asing lagi, Guru Nanak, Saladin dan Sai Baba.

Tim B adalah tim underdog, tim yang relatif baru, tetapi karena kesolidan mereka dan kekuatan taktik mereka, tentu akan menyajikan pertandingan menarik malam ini. Sebagai penjaga gawang, adalah Karl Marx yang walaupun desas-desusnya hidup beberapa bulan tanpa gaji dari klubnya, tetapi tetap dengan rela bermain dengan klubnya, karena memang kepemilikan klub ini adalah kepemilikan bersama, terutama pemain2nya dan masyarakat kelas bawah. Sebagai gelandang kanan sekaligus back ada Nietszche, sedangkan di sebelah kiri ada Aristoteles. Striker andalan klub ini masih tetap sama, duo terkenal Einstein dan Sidharta. Di bangku cadangan ada dua nama yang tidak begitu dikenal khalayak ramai, yaitu Baruch Spinoza dan Jaini. Satu pemain juga dicadangkan karena sedang cedera otot kaki yaitu Charles Darwin.


Pengamanan pertandingan begitu ketat, hanya orang2 tertentu saja yang dengan acak dipilih untuk bisa menonton secara langsung pertandingan ini. Tidak boleh membawa apapun, baik itu pamflet, spanduk, bahkan bendera kecil pun tidak boleh. Tetapi walaupun begitu, di luar stadion sudah banyak kerumunan massa yang menjagokan tim masing2. Banyak sudah bendera2 besar bertebaran di tepi jalan, ada bendera bergambar bulan bintang, ada palu arit, palang salib, swastika, dan lain sebagainya. Tetapi tentu saja mereka tidak boleh masuk ke dalam stadion, satu2nya bendera yang ada di dalam stadion adalah sebuah bendera berukuran 4x5 meter berwarna biru yang bergambarkan bulatan menyerupai bola ditengahnya. Di dalam bulatan ada tulisan melingkar " Love n Peace".


Priiiiiiiitttttttttttttttttt...............pertandingan pun dimulai.................


Tim A tampil menyerang lebih dulu, umpan2 dari Yesus kepada Muhammad atau Plato berkali2 membahayakan gawang yang dijaga Karl Marx. Setelah sepuluh menit pertandingan berlangsung, tim B mulai kedodoran di bagian pertahanan. Nietszche berulang2 membiarkan Muhammad lepas dari penjagaannya, Muhammad berlari lebih kencang daripada Nietszche. Tetapi penyelamatan2 Marx memang luar biasa, sehingga gawang yang dia jaga masih belum kebobolan. Menit ke 20, Yesus memberikan umpan silang kepada Plato, yang kemudian disambut dengan tendangan salto, tetapi meleset di samping gawang Marx. Beberapa menit kemudian, Plato mendapatkan kesempatan bagus dan lepas dari pengamatan Marx, segera dia melepaskan tendangan jarak jauh, ah namun sayang membentur mistar gawang. Tetapi Muhammad segera menyambar bola muntahan itu dan memasukkan ke gawang Marx, dan kedudukan pun menjadi 1-0 untuk Tim A. Sorak sorai pendukung meluap, Tim A menunjukkan kelasnya sebagai tim papan atas. Pelatih tim B segera bertindak, Nietszche segera ditarik dari lapangan, penyakit siphilis yang dideritanya memang sudah akut, dan itu memang mempengaruhi staminanya. Spinoza segera masuk menggantikan Nietszche, pemain kelahiran Amsterdam ini memang lebih dikenal sebagai pemain tanpa pusar, karena staminanya yang kuat dan lain dari Nietszche, walaupun tinggal di Amsterdam, dia tidak pernah bermain esek2 dengan pelacur.

Setelah unggul 1-0, tim A segera menurunkan tempo permainan, mereka lebih cenderung bermain bertahan. Taktik catenaccio yang dipilih memang efektif, menjelang turun minum, kedudukan masih tetap 1-0 untuk keunggulan tim A. Rupanya taktik mereka untuk mengunci Einstein berhasil, Einstein hampir tidak dapat menyentuh bola lebih dari 5 detik. Selain itu Sidharta selalu ditempel ketat oleh Bahaullah. Taktik bertahan disertai sesekali menyerang ini memang menjadi andalan tim A.


Setelah 10 menit turun minum, babak kedua pun dimulai. Tim B sekarang yang tampil menyerang, keempat pilar tim B bekerja ekstra keras. Mereka rupanya menerapkan taktik total football, yang walaupun sangat menguras energi, tapi rupanya mereka tidak punya pilihan lain. Berkali2 tim B mencoba menembus pertahanan tim A, tetapi selalu gagal. Bahkan beberapa serangan balik dari Tim A sempat membahayakan gawang tim B. 10 menit menjelang pertandingan usai, assist yang sangat bagus sekali dari Sidharta, langsung menusuk jantung pertahanan tim A. Einstein menggiring bola sebentar, mengecoh Yesus dan akhirnya diselesaikan dengan manis oleh Einstein. Kedudukan pun sekarang sama 1-1. Stadion tiba2 gemuruh, para pendukung tim A merasa tidak puas. Mereka melempar2 kan botol2 ke lapangan, sementara itu di luar gedung, terjadi keributan luar biasa. Pendukung tim A dan tim B bentrok, petugas keamanan segera datang untuk meredakan suasana. Di dalam stadion, semakin banyak lemparan2 yang masuk ke lapangan, disertai dengan sorakan cemoohan. Wasit menghentikan sementara pertandingan, untuk meredakan suasana. Wakil dari tim A, Yesus dan wakil tim B, Karl Marx segera mengambil gerakan sigap. Mereka menyerukan kepada para penonton untuk segera tenang, karena tujuan pertandingan ini adalah persahabatan dan pengertian, bukan kerusuhan dan keributan.


Setelah suasana agak tenang, pertandingan pun diteruskan. Walaupun di luar stadion, keributan masih terus terjadi. Petugas keamanan sampai kuwalahan meleraikannya. Para pemain kedua tim sudah agak kehilangan konsentrasi, terutama tim A sudah mulai agak frustasi karena catenaccio mereka mendapat counter attack yang efektif dengan total football. Berkali2 serangan mendadak 4 pilar tim B membahayakan gawang yang dijaga Zarathustra. Kedudukan masih 1-1 saat injury time. 3 menit extra diberikan. Tim B masih terus mendesak pertahanan tim A, hingga saat Yesus kehilangan kontrol atas bola dan direbut oleh Aristoteles, dengan kecepatan tinggi Ary (panggilan Aristoteles) segera menunjukkan individual skill nya yang luar biasa. Dia berhasil menggiring bola sampai ke titik penalti, sebelum akhirnya dijegal oleh Plato dari belakang. Tackle Plato cukup keras sehingga Ary kelihatan kesakitan, wasit segera menunjuk titik putih. Tim B mendapatkan hadiah tendangan penalty, hanya beberapa detik sebelum pertandingan berakhir. Ary protes kepada wasit, seharusnya Plato yang notabene orang yang pernah mengajari Ary sepak bola diberi ganjaran kartu kuning atau bahkan kartu merah. Tetapi wasit tak bergeming, Tim B hanya mendapat penalty. Stadion menjadi ribut tidak karu2an, penonton semakin banyak melemparkan semua barang ke dalam lapangan, bahkan ada yang terlihat mencabut bangku penonton dan melemparkannya ke dalam lapangan. Tetapi wasit memutuskan melanjutkan pertandingan, tendangan penalty diambil oleh Einstein. Dengan penuh percaya diri, Einstein melesakkan bola ke pojok gawang. Zarathustra hanya terlihat terdiam bengong. Kegembiraan meledak, tim B bersorak sorai karena kemenangan gemilang ini. Tetapi di luar lapangan keributan semakin menjadi2, hooligan agama ini ternyata tak hanya membuat keributan dengan fans tim B, tetapi juga membikin keributan di antara mereka sendiri. Sebagian menyalahkan yang lain karena blunder yang dibuat tim A menjelang akhir pertandingan. Terdengar teriakan2 dan mulai timbul korban jiwa.


Wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan usai, pemain kedua tim mulai bertukar pakaian dan saling berpelukan. Karl Marx kelihatan malah bercanda dengan Yesus, di pojok lapangan kelihatan Muhammad dan Ary sedang kelihatan serius membicarakan sesuatu. Tiba2 Muhammad dan Ary memanggil rekan tim masing2 untuk segera berkumpul. Setelah membentuk lingkaran seperti akan bertanding kembali, kedua tim beserta pemain cadangan berjalan ke tengah lapangan. Keributan masih terus berlangsung, baik di dalam stadion maupun di luar.


Muhammad : " Saudara2ku yang terkasih, jika kalian tidak segera menghentikan kekerasan ini, kami berjanji bahwa pertandingan ini adalah pertandingan terakhir kami."

Ary : " Binatang2 yang mengaku manusia, berhentilah berkelahi. Bumi sudah cukup puas menerima cucuran darah kalian. Ekam Sat Vipraha Bahudha Vadanti. ".*

Tetapi rupanya kerusuhan antar hooligan itu terus berlanjut..................................

==================================

* Kebenaran itu tunggal, walau jalannya berlainan

Kucit Menggugat


Malam masih memeluk bumi Nusa Dua, sebuah desa kecil yang asri dan indah di Bali Selatan. Temaram lampu2 hotel dan perumahan penduduk menyorot lembut ke langit, sedikit mengurangi kegelapan sang malam yang 
tugasnya bebarapa jam lagi akan selesai. Semua penduduk masih tertidur, hanya beberapa pekerja dunia pariwisata yang masih tampak mempersiapkan hidangan pagi.

Dalam lambaian angin yang sejuk, seekor babi berteriak2 menangis. Air
matanya deras mengalir seperti sungai Ayung di musim hujan. Dia berlari kesana kemari kebingungan, dingin malam tak dihiraukannya. Dia terus berlari, berlari dan berlari sekencang2nya. Sakit bekas ikatan di kakinya
tak dirasakannya lagi. Dia hanya ingin hidup, ingin lepas dari kematian yang ditakdirkan untuknya, bukan oleh Tuhan tapi oleh manusia.

Brukkkkk....
Tiba2 matanya berkunang2, dia menabrak sesuatu di depannya. Ah gara2
Kucit menangis, matanya jadi agak kabur. Kucit pingsan, tak berapa lama
kemudian dia mulai tersadar, hah hah......
"Jangan, jangan, jangan, aku jangan dibunuh. Aku masih ingin hidup. Aku
masih ingin hidup."
"Heh Kucit, kenapa kamu malam2 keluyuran sejauh ini. Berbahaya tahu,
kamu masih kecil".
Perlahan2 kucit mulai agak jelas melihat, semula hanya bayangan gelap
keputih2an di depan matanya, tapi kemudian jelas bahwa yang ada di
deapannya adalah seekor sapi.
" Huh..., kukira siapa. Paman Sapi.., tolonglah aku.
Please..suerrr...aku saat ini butuh bantuanmu Paman. Hidupku sedang
diujung tanduk Paman
Sapi. Ini emergency..."
"Sssttt, kamu berisik amat. Nangis ya nangis, tapi segitu banget.
Kupingku sakit tahu"
" Aku takut Paman Sapi. Mereka mau menyembelihku, buat acara Galungan
besok. Lihat nih, buluku berdiri semua."
Kucit menangis lagi, sekeras2nya. Dia berguling2 ke kanan dan ke kiri.
" Heh...babi tak tahu diri. Diaaammmm....!!!!!"
Sapi membentak Kucit. Kucit jadi terdiam......
" Toch manusia gak ada yang denger tangisanku kan Paman Sapi. Dimensi
suara mereka kan lain"
" Iya, tapi kupingku budeg tahu. Aku kan bisa denger suaramu."
Sapi mengelus kepala babi kecil itu dengan lembut, membuat Kucit
sedikit agak tenang.
" Ayo... ikut Paman"
Kucit menurut saja, menuruni bukit kecil yang penuh dengan perdu2.
Tanah kapur yang kering memudahkan perjalanan mereka menuruni bukit,
langkah kucit yang kecil tak sebanding dengan langkah sapi, membuat Kucit harus sedikit agak berlari untuk mengejar ketertinggalannya.
Akhirnya mereka hampir sampai di kaki bukit, isyarat sapi mengatakan untuk memperpelan langkah. Setelah melewati barisan pohon2 bambu kuning, sampailah mereka di kompleks Puja Mandala. Kucit sudah ragu2
menjejakkan langkahnya di pelataran Puja Mandala. Tetapi karena Sapi dengan tenang melanjutkan langkahnya, mau tak mau Kucit juga mengikutinya.
Rasanya tak ingin lagi dia melihat manusia, trauma melihat kematian ibunya yang mengenaskan tadi malam masih sangat membekas dalam ingatannya. Dia melihat ke kiri dan ke kanan. Bersiap2 atas segala kemungkinan. Hhmmm
sebelah kanan jalan raya, sepi dan lengang, tak ada orang lalu lalang.
Sebelah kiri yang harus diwaspadai pikir Kucit. Hhhmmmm...Masjid Agung Ibnu Batutah, hah tak ada tanda2 orang bangun juga. Kucit masih juga berjalan pelan di belakang sapi. Gereja Maria Bunda Segala Bangsa, wah
malah gelap gulita. Masih aman pikir Kucit. Dia terus saja berjalan mengikuti sapi, dan tetap dalam keadaan siap siaga kabur bila ada hal2 mencurigakan. Buddhaguna Vihara, hhmmm Kucit melihat puncaknya yang
kekuning2an.
Tidak ada orangnya juga, hanya tampak puncaknya saja yang kadang2 mengkilat diterpa temaram lampu. Bangunan selanjutnya cukup gelap, tidak ada lampu yang menerangi. Samar2 di ujung Kucit melihat ada papan nama.
Gereja Protestan Bali, oohhh jadi ini gereja juga. Tiba2 Sapi berhenti, melihat ke kiri sejenak, dan akhirnya melangkahkan kaki. Mereka memasuki bangunan putih berbentuk seperti candi. Sapi celingukan, seperti sedang mencari sesuatu. Akhirnya berjalan menaiki tangga yang tidak terlalu
banyak itu. Kucit harus berjuang sedikit ekstra untuk menaiki tangga2 itu, maklum dia memang masih kecil. Setelah sampai di atas, sapi berhenti dan menunggu Kucit yang agak ketinggalan.
Setelah Kucit sampai di atas, Sapi mengendus2 kepala Kucit, membuat Kucit agak sedikit lega.

Langit Nusa Dua diliputi sedikit mendung kehitam2an, berarak dari timur dan bercinta satu sama lain.
Angkasa sedang menghidangkan bulan untuk dinikmati makhluk bumi, memancarkan sinar lembut
dan mengajak air laut bergoyang.

" Paman Sapi, kenapa kau mengajakku ke sini...?"
" Karena penderitaanmu bermula dari sini Kucit, dari ketidak mengertian
manusia atas esensi hidup.
Karena penderitaanmu juga preseden buruk atas ajaran2 agama yang
memperbolehkan pembunuhan
atas bangsa binatang."
" Tapi tidak semua agama sejahat itu Paman, ada beberapa ajaran agama
yang melindungi binatang, dan
menganggap beberapa binatang sebagai makhluk suci. Paman sendiri
dianggap sebagai makhluk suci oleh
orang Hindu, kebalikan dari aku yang dianggap sebagai santapan. Kurang
ajar benar mereka itu, manusia
terkutuk"
"Menganggap binatang sebagai makhluk suci juga tidak menyelesaikan
masalah, di dunia ini tidak ada yang
suci Kucit. Hanya Tuhanlah satu2nya yang suci. Sama seperti orang Islam
yang tidak pernah memakan babi sepertimu,
landasan mereka bukanlah karena kamu memang makhluk hidup yang harus
dihormati hak2mu sebagai makhluk hidup,
tapi karena mereka jijik melihat kamu, menganggap kamu memiliki penyakit, dan kalau perlu kamu harus dimusnahkan
dari muka bumi"
" Ah Paman, biarlah mereka menganggapku begitu, yang penting banyak
saudara2ku terselamatkan karena ajaran itu."
" Kau jangan egois babi kecil, dari jenismu itu mungkin menguntungkan,
tapi dari jenisku ajaran Muhammad sangatlah
barbar, kau bayangkan berapa juta saja saudara2ku dibunuh tiap tahunnya
sebagai binatang korban. Bukannya dilarang,
tapi malah dianjurkan."
Kucit terdiam,airmatanya meleleh....., hatinya geram pertanda amarah,
spontan keluar suaranya grok grok grok dari hidungnya seperti
suara orang ngorok.
" Dasar babi cengeng, kenapa kau menangis lagi...?"
" Aku teringat ibuku Paman Sapi, aku melihat dengan mata kepalaku
sendiri bagaimana ibuku menjerit2 menyebut namaku saat lehernya
diterpa pisau tajam dan mengucurkan darah begitu derasnya. Inikah bukti
bahwa manusia memang ciptaan Tuhan yang bermartabat,
kejam Paman...kejam...mereka kejam...!!!!!!"
"Sudahlah..., itu sudah terjadi. Kematian bukanlah akhir kehidupan
Kucit. Kematian adalah awal kehidupan baru. Suatu saat kau akan bertemu
ibumu lagi. Kau masih punya bapak..?"
" Aku tidak pernah tahu siapa bapakku Paman. Aku lahir dari inseminasi
buatan."
Sapi jengah..., timbul rasa ibanya yang dalam terhadap babi kecil
disampingnya itu. Diendusnya kepala Kucit, sambil dihapusnya airmata yang
masih meleleh di pipi.
"Kau lihat bintang2 di langit itu...?, mereka juga lahir tanpa Bapak,
bahkan tanpa Ibu. Setiap hari lahir ribuan bintang2 baru, menyemarakkan
peta
semesta. Walaupun tanpa Bapak Ibu, tapi mereka tegar, selalu menawarkan
sinarnya untuk siapapun yang membutuhkan. Jika saja mereka agak
lebih dekat dengan kita, mereka akan seterang matahari, bahkan lebih
terang lagi. Kaupun harus selalu begitu Kucit, kehadiranmu harus selalu
menjadi penerang, berilah makna2 baru kepada lingkunganmu, junjung
tinggi persamaan hak untuk semua jenis makhluk hidup."
"Paman, aku harus balas dendam. Kematian ibu harus dituntaskan, nyawa
harus dibalas dengan nyawa. Siapakah manusia yang merasa berhak
membunuh sesama binatang, mentang2 mereka dikaruniai otak yang lebih
baik dari kita. Apa gunanya otak itu kalau perilakunya juga sama dengan
binatang2 yang lain, bahkan lebih parah.Perbuatan mereka tak bisa
dibiarkan begitu saja Paman"
" Kau kira kau bisa melawan mereka, gunakan otakmu tolol...!!!!!,
superioritas mereka jauh di atas kita,  melawan mereka bukan dengan kekuatan
nafsu dan kekuatan jasmani, tetapi kekuatan otak"
"Kekuatan otak, Paman jangan bergurau. Mereka lebih berotak daripada
kita Paman. Apakah Paman belum tahu, di koran2 mereka, di internet,
di tv, sudah berjejal bukti2 kalau saja manusia tidak mendomestikasi
dan memakan binatang lain, akan banyak nyawa manusia lain yang
terselamatkan.
Di Amerika Serikat saja Paman, jika saja penduduknya mau mengurangi konsumsi daging 10% saja, maka makanan berupa biji2an yang diberikan kepada binatang yang menghasilkan daging, akan cukup untuk memberi makan 60
juta manusia2 kelaparan tiap tahunnya. Tetapi mereka menutup mata atas statistik2 seperti itu Paman. Kurang bukti apa lagi, mereka sudah tahu bahwa binatang juga  berbahasa, walaupun karena kebodohan mereka sendiri,
mereka tidak mengerti bahasa itu. Aku bisa melihat jin, melihat setan, melihat makhluk2 aneh di bumi ini Paman, bahkan aku bisa mengetahui kapan ada bencana,
tapi aku tidak pernah sombong. Tetap manusia Paman, dengan sombongnya
mereka mencampakkan bukti2 itu di got sampah."
"Ada benarnya juga kamu anak ingusan, kebenaran itu tak akan berarti apa2 jika diingkari dan tidak dilaksanakan. Yah, tapi begitulah. Tuhan saja yang begitu jahatnya membiarkan kita didomestikasi sedemikian rupa
tanpa ada pembelaan apapun dari-Nya."
" Menyalahkan Tuhan juga tidak membawa hasil baik Paman. Bukankah Tuhan sebenarnya sudah lepas tangan sejak Ledakan Besar atau bahasa kerennya
Big Bang itu. Sejak itu, semesta dibiarkan bergerak, bergoyang, berkembang semaunya sendiri. Jika kita pada kondisi yang sekarang ini, evolusi kita saja
yang kebetulan bernasib jelek. Tapi kita tidak boleh menyerah pada
nasib Paman, kita harus memberontak. Kita harus menuntut hak2 kita, kita tidak boleh tinggal diam di saat manusia dengan wajah tanpa dosa membantai 9 milyar sesama binatang tiap tahunnya."
"Aku juga tidak mengerti Kucit, dengan kepandaian mereka, sudah semestinya mereka bisa menciptakan daging2 sintetis yang tak kalah enaknya dengan daging2 kita ini. Mungkin dengan mendomestikasi kita, mereka
masih tetap berharap melestarikan status quo mereka sebagai penguasa alam, bukannya sebagai bagian dari alam."
"Hah Paman ini, teologi harapannya terus yang dikemukakan. Akuilah Paman, the truth is sometimes hurt. Memang menyakitkan untuk mengakui bahwa kita ini di
bumi, sesama binatang saling membunuh satu sama lain. Piramida Kehidupan katanya. Tapi justru itulah tantangannya Paman Sapi, kita harus melawan takdir
kuno itu. Semua binatang harus bisa hidup hanya dari tumbuh2an. Kau tidak lihat buktinya Paman, Si Meong, kucing liar kudisan di bukit Kampial
sana. Seharusnya dia Carnivore, pemakan daging. Tapi toch kalau terpaksa dia bisa makan
nasi, dan nyatanya hidup sampai sekarang. Kalau masalah dia kudisan, lha itu salahnya sendiri, wong gak pernah mandi"
Sapi tertawa terbahak2..., sampai perutnya kembang kempis, Kucit ikut
meringis. Suasana sudah menjadi begitu cair, Kucit sudah tenang
sekarang. Sapi pun kelihatannya
malah sekarang harus mengakui kehebatan retorika babi kecil itu.
Tiba2 terdengar suara bedug
bertalu2...Dug...dug...dug...dugdugdugdug...dug....dug...dug...dug...Kucit kaget setengah mati, dia langsung
berdiri dan bersiap2 lari sekecang2nya.
Sapi langsung menghadangnya.....
" Tenang..tenang...itu suara bedug dari Masjid Ibnu Batutah, mereka mau
sholat Subuh. Sebelum terang ayo ikut Paman ke tempat yang aman, kamu
pasti akan selamat di sana,
tapi dengan syarat, jangan sampai kamu keluar siang. Janji...???!!!!"
'' Ya deh aku janji, yang penting aku selamat Paman."
Mereka berjalan keluar dari Pura Jagatnata, beriringan seperti bapak
dan anak, sementara langit Nusa Dua sudah mulai berwarna semburat
kekuningan, tanda mentari akan
sebentar lagi menyapa makhluk bumi.


NB : 1. Kucit berarti Babi Kecil dalam Bahasa Bali
         2. Kompleks Puja Mandala adalah kompleks 5 tempat
             peribadatan di bukit Kampial Nusa Dua.

Revolusi Mata Hati


" Kawan2, dalam semangat kebebasan dan kebersamaan, marilah kita kepalkan tangan kita ke atas dan berteriak merdeka, sekaligus sebagai tanda dibukanya rapat singkat malam ini"
Ruangan riuh, pimpinan rapat, seorang pemuda berbadan gempal, berambut kriting dan berkulit hitam segera memberi aba2.................
"Satu, dua, tiga...."
" Merdeka..................!!!!!"
Hampir 200-an pemuda dan anak2, pria dan wanita berjubel di tempat kecil itu. Suasana pengap namun begitu cair, dingin cuaca menambah kedekatan satu sama lain. Mereka lesehan membentuk lingkaran, di tengah2 lingkaran, setangkai mawar merah dengan beberapa helai daun yang masih berwarna hijau tua berdiri tegak menawarkan cinta dan persahabatan.  Serta kain putih panjang bertuliskan :
 
*
Follow every rainbow, till you find your dream
A dream that will need all the love you can give
Every day of your life for as long as you live...
 
 Pimpinan Rapat :" Kawan2 senasib serasa, kita berkumpul di sini, mencoba mencari jalan keluar terbaik atas nasib bumi. Semakin ke depan, bumi bukannya semakin baik, tetapi malah semakin kotor oleh perbuatan manusia. Kita memang belum lama dilahirkan, banyak yang belum kita tahu, dan kita masih perlu banyak belajar. Tapi satu hal pasti kita tahu, kita berhak menentukan masa depan kita sendiri. Jika keadaan seperti sekarang ini berlanjut, masa depan kita terbelenggu oleh kegelapan, setan2 semakin berani berkeliaran dan memakai jubah kebaikan. Dan mau tidak mau kita harus mengakui, itu masa depan kita kawan-kawan. Silahkan...tanggapan dari kawan2.."
 
Delegasi Aceh : "Permasalahan yang kita hadapi sangat kompleks Kawan2 semua. Tapi kalau kita tilik dari sejarah peradaban manusia, sudah menjadi sunnatullah (hukum alam) bahwa kesejahteraan bangsa di dunia ini digilirkan. Jadi..."
 
Delegasi Rusia : " Interupsi...., kawan..., kau bilang kesejahteraan itu digilirkan. Dari mana kau ambil kata2 itu, kenyataannya adalah kesejahteraan diambil atau bahkan dirampas dari manusia satu untuk kesejahteraan manusia lain. Itu sangat berbeda dengan penggiliran. Dan kalau kita masih waras, kesejahteraan itu hak semua manusia, bukan hak sebagian kecil manusia."
 
Delegasi Iran : " Aku sependapat denganmu kawan dari Rusia. Manusia dari dulu sampai sekarang, dari berbagai suku, agama, ras, selalu mengatakan bahwa tujuan diciptakan manusia adalah rahmat bagi alam semesta, tetapi kenyataan berbicara lain. Kehadiran kita justru sering menjadi malapetaka buat alam dan penghuninya."
 
Delegasi Gabon : " Kawan, aku rasa wacana penggiliran kesejahteraan ini tidak mengena pada substansi rapat kita malam ini. Yang harus kita pahami bersama adalah bahwa bumi ini akan dititipkan kepada kita, dan yang nantinya akan kita teruskan kepada anak cucu kita. Permasalahannya adalah apakah titipan itu akan dengan baik sampai kepada kita, sehingga kita suatu saat akan dengan baik pula meneruskannya kepada anak cucu kita."
 
Delegasi Lithuania : " Jawaban atas pertanyaanmu sudah jelas kawan dari Gabon, kita akan mewarisi dunia yang carut marut. Yang oleh orang tua kita telah dibelok2an seperti benang kusut. Dan kita sebagai generasi penerus, tidak punya pilihan lain, kita harus menuntut."
 
 Delegasi Rusia : " Dunia sudah gila kawan, planet kita yang biru dan subur ini, masih saja ribuan orang mati tiap harinya karena kelaparan. Kelaparan yang terstruktur, kemiskinan yang sengaja dibuat. Jauh lebih banyak dari kematian 2000 an manusia di New York karena ulah biadab teroris itu. Dan yang memerangi teroris pun tak kalah biadab, hanya menggunakan isu teroris untuk kepentingan sendiri. Menguasai dunia dan sumber2nya. Mereka bisa ongkang2 di istana dan tanah2nya yang luas, sedangkan atas ulah mereka ribuan orang membeku di tenda2 sementara, kekurangan makanan dan selimut hangat di musim dingin."

Delegasi Malaysia : " Engkau benar kawan, perang melawan terorisme, perang yang patut ditertawakan. Apakah mereka jujur dengan menyebut bangsa kami teroris, bukankah bangsa2 utara itulah yang dari dulu teroris, bahkan sekarang pun masih menyebarkan kematian dan teror di negara2 kami. Kapitalis2 itu selalu berprinsip "Bersama kami atau melawan kami", dan kawan2 pun sudah tahu pasti bahwa kata2 "bersama kami" sama dengan "melayani kami". apakah mereka kira bahwa sistem mereka yang terbaik. Sistem itu tidak ada yang sempurna kawan, norma itu relatif sahabat. Bukankah bangsa2 dari Utaralah yang sejak dulu menjajah dan merampok kekayaan bangsa selatan, memperkosa hak2, dan dengan enaknya pergi tanpa pernah meminta maaf sama sekali. Tujuan mereka sudah jelas, menguasai. Siapapun yang menentang dihabisi. Sekarang mereka lebih menyebut kalangan Islam sebagai lawan, padahal perang ini bukanlah perang melawan Islam apalagi terorisme, tapi perang antara yang mau mendominasi dan yang tidak mau didominasi. Hegemoni bangsa Utara sudah waktunya dihentikan. Semua bangsa berhak menentukan nasibnya, siapakah bangsa Utara yang merasa berhak mengatur bangsa Selatan."
 
Delegasi Vatican :" Aku setuju kawan, suatu saat jika Islam telah hancur, kekuatan apapun yang mencoba menyaingi atau berkata tidak atas kekuasaan bangsa Utara, pastinyapun akan dihancurkan"
 
Delegasi Cina : " Tapi permasalahan ini tidak hanya masalah Utara dan Selatan, Barat dan Timur. Lebih jauh dari itu, penguasa2 tiran ada di semua negara. Tidak hanya bajingan global yang ada, tetapi bajingan lokal pun tak kalah banyaknya."
 
Delegasi Palestina : " Maaf kawan, agenda utama kita haruslah masalah Palestina. Karena kalau masalah Palestina tidak diselesaikan, itu akan menjadi dosa sejarah yang akan kita tanggung. Tahun 1948, kami telah diusir dari tanah air kami sendiri, kemudian kami pun harus terusir dari barak2 pengungsi. Bukankah bangsa manusia sudah sepakat, bahwa penjajahan itu haram, dan tak bisa dilegalisasikan dengan alasan apapun. Tapi penjajahan Israel atas Palestina benar2 di luar batas, tidak hanya tanah kami yang diambil, tetapi juga kebebasan kami, akses ekonomi, bahkan hak kami untuk tersenyum pun sudah tiada lagi. Dan penjajahan atas kami justru mendapat dukungan dari negara superpower, dan kami yang berjuang menuju kemerdekaan justru disebut teroris. Demikianlah kawan2, sejak dulu ketika bangsa terjajah ingin merdeka, selalu digembar-gemborkan propaganda bahwa perjuangan itu salah dan tak berprikemanusiaan, padahal siapakah yang tidak berprikemanusiaan, yang menjajah atau yang dijajah...?. Kau di sana, bangsat Israel, seharusnya tidak ada delegasi Israel di forum yang dinafasi kemerdekaan dan kebebasan ini."
 
Delegasi Israel : " Kawan, berpikirlah lebih jernih, engkau bilang begitu karena engkau belum mengenalku, aku sendiri tidak setuju akan kebiadaban bapakku, engkau kira aku senang ketika melihat saudara2ku menangis karena ketakutan, kelaparan dan kehausan, sedangkan aku duduk nyaman di depan televisi, makan enak dan tidur di kasur empuk. Kami sudah cukup bersalah ketika mengusirmu dari tanah kalian dulu, dan kalian sudah cukup baik dengan tidak mengungkit2 itu. Kami tahu bahwa keinginan kalian hanyalah merdeka dan hidup berdampingan. Seharusnya negara Israel pun tidak pernah ada, tetapi karena kemurahan manusia Palestina lah negara Israel ada. Kami kaum muda, berjanji untuk membuat hubungan kami dengan kalian menjadi hubungan yang sepadan, dan sebagai rasa tanggung jawab kami sekaligus sebagai wujud rasa bersalah, kami berjanji untuk membantu kalian sekuat tenaga untuk bisa sejahtera."
 
Delegasi Palestina :" Mulut manis, hanya bicara tapi tak pernah ada buktinya, kami sudah kenyang dengan janji2 kalian sejak perjanjian Oslo. Pimpinan rapat, saya minta dengan hormat agar delegasi Israel dikeluarkan dari forum ini."
 
Mata delegasi Palestina sudah merah menyala, seakan2 hendak menerkam mangsa. Mencoba berdiri dan menghampiri delegasi Israel. Beberapa delegasi akhirnya memegangi bahu delegasi Palestina agar tidak terjadi keributan yang lebih parah. Pimpinan delegasi segera mengetukkan palunya.
 
Pimpinan Delegasi : " Tenang kawan2....saya mohon untuk tetap menggunakan kepala dingin dalam forum ini."

Delegasi Australia : " Kawan, kita jangan terkotak2 seperti ini, saling curiga di antara kita, dengan segala alasan. Perang peradaban kita saat ini sengaja diciptakan, karena tidak ada yang berkuasa kalau tidak ada yang dikuasai. Hubungan dunia utara dan selatan adalah hubungan tuan dengan buruh. Hubungan antara Barat dan Timur adalah hubungan antara yang mau mendominasi dan yang akan didominasi. Tapi yang kawan harus sadari, kita tidak bisa pukul rata. Banyak di antara manusia2 Barat juga sadar bahwa tata dunia kita sekarang ini carut marut, perlu diperbaiki. Tak sedikit manusia2 Utara merasa perlu untuk memperjuangkan manusia2 dari Selatan. Justru di forum seperti ini kita bertemu, untuk membangun kesadaran bersama, bahwa penindas ada di mana2 tak perduli bangsa, agama, ras atau embel2 apapun yang dia miliki. Dan penindas2 itu harus kita lawan bersama2"

Delegasi Ethiopia : " Di saat satu negara bingung melawan obesitas (kegemukan), negara lain kekurangan makanan, kalian tahu, kami cuma makan kubis2 liar dari semak2 itu tiap harinya, itupun tidak selalu ada. Tetapi ketika kami meminta bantuan, kalian bilang itu hanya kesalahan kami. Kesalahan bangsa bodoh yang tak mampu menghidupi diri sendiri. Tapi kalian harus juga tahu, ini fenomena global kawan, jika kau mengotori langit, langit kamipun terkotori. Jika kau melubangi ozon, panasnya bumi pun kami ikut merasakan. Kalian bisa bersenang2 tetapi kami menerima akibat dari perbuatan kalian. Segelintir ada yang mengulurkan tangan, tapi uluran dari negara kalian pun datang dengan setengah hati, membantu kalau sudah kelaparan kami mewarnakan kematian. Itupun harus dikompas sana-sini oleh birokrat2 kami."
 
Delegasi Uni Eropa : " Kami cukup bersedih atas penderitaanmu kawan, karena bapak2 kami juga yang mengotori langit biru kita itu. Tetapi negara2 kami sudah menandatangani protokol Kyoto, kami akan mengurangi emisi gas rumah kaca."

Delegasi AS :" Ya, aku akui, picik pikiran bapak2ku, berpikir keuntungan sesaat dengan tidak menandatanganinya, sehingga industri2 mereka tetap eksis dan  untung besar. Padahal mereka dengan sadar-sadar telah menciptakan kiamat buat bumi kita."
 
Delegasi Sierra Leone : " Kemewahan2 negara kaya sering menebarkan derita di negara dunia ketiga. Cincin2 berlian yang orang2 kaya gunakan membiaskan darah2 kami, terpotongnya tangan dan kaki kami, terbunuhnya bapak, ibu, dan saudara kami. Aku menuntut perhatian para pemakai berlian atas tumpahnya darah di tanah kami"
 
Delegasi Chili : " Kawan, presiden kami yang begitu baik pun, Salvador Allende, digulingkan. Sederhana juga kawan, karena dia bilang tidak pada AS. Berani menasionalisasi semua kekayaan negara untuk kesejahteraan rakyat banyak, dan jelas perusahaan2 besar AS yang mengeruk kekayaan Chili kebakaran jenggot. Dan dengan gampangnya mengotaki rejim militer yang represif dan culas."
 
Delegasi AS :"Kawan, jangan kira nasibku lebih baik, mereka bilang negaraku menggunakan asas demokrasi, tetapi kenyataannya oligarki. Kekuasaan hanyalah milik orang2 bermodal tinggi. Perbudakan modern masih merajalela. Mereka mau membentuk kekaisaran Amerika Utara, setelah Eropa Barat yang sudah ompong tak punya gigi lagi, mereka mau mengganti posisi itu, sebagai penguasa dunia, pemerkosa budaya lokal, dan penjahat yang memaksakan budaya dan sistemnya kepada setiap manusia di seluruh dunia. Dan jangan kira kesejahteraan itu milik semua orang, lebih dari 25 juta penduduk AS hidup di bawah garis kemiskinan, ratusan ribu tak punya rumah, jutaan tak punya akses kesehatan yang cukup."

Delegasi Qatar : " Doktrin Machiavelli sudah menjadi agama bagi kebanyakan politikus, altruisme sudah dibuang di pojok2 sejarah."
 
Delegasi Cina " Aku diajari atheist, tidak mempercayai Tuhan, tapi sebagai gantinya aku disuruh menyembah Mao Ze Dong. Menyembah manusia yang telah mengakibatkan kelaparan yang mengakibatkan 20 juta orang mati hanya  karena idealismenya yang kelewatan."
 
 Delegasi Arab Saudi : " Kawan, negaraku kaya minyak, tapi seluruh minyak hanya untuk kekayaan monarkhi tak berbudaya itu, yang hanya bisa membuat harem, memperlakukan perempuan sebagai budak seks semata, dan menggunakan kekayaan nasional untuk memenuhi rekening2nya di bank2 Swiss. Raja2 itu adalah warisan sejarah yang perlu dibasmi."
 
Delegasi Brunei : " Seharusnya kekayaan alam dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat dalam jangka panjang. Bukan digunakan untuk hura2 raja dan hulubalangnya. Nasib kami Kawan, beberapa dekade lagi, ketika kekayaan alam sudah habis, maka kami akan menjadi pengemis. Sejak kapan pula mereka merasa berhak memerintah kami, menguasai kekayaan alam, membangun istana seribu satu malam. Aku setuju usulmu Kawan, para raja2 itu harus dibasmi."
 
Delegasi Korea Utara : " Kawan, aku dibiarkan kelaparan oleh keluarga Kim bangsat itu, kedinginan dan terisolir. Lebih memikirkan senjata dan jumawa daripada kesejahteraan rakyatnya, psycho yang narsis dan perfeksionis."
 
 Delegasi Afghanistan : " Kawan, mereka menjual senjata kepada musuh, untuk kemudian musuh itu diperangi lagi, sungguh gila, Logikanya dimana...?, hanya segepok uang kawan. Menciptakan perang agar senjata laku dijual. Mereka yang berteriak2 menentang senjata pemusnah masal, justru merekalah pengekspor utama senjata2 itu. Kawan2 pasti sudah tahu, 90 % senjata justru diproduksi dan dijual oleh negara2 besar seperti AS, Prancis, Russia, dan Jerman. Sedangkan, disaat yang sama mereka melarang setiap negara yang mau memproduksi senjata. Hal ini harus diubah kawan, kita harus berubah paradigma. Kita, manusia membuat senjata, oleh karena itu, senjata tidak berkuasa atas manusia"

Delegasi Sudan : "Menyedihkan memang kawan, di mana hati mereka yang dengan suka rela dan bangga menciptakan alat2 untuk membunuh sesama. Tidakkah mereka tahu, bahwa nyawa walaupun satu, itu berharga dan harus dihormati keberadaannya. Setiap hari ribuan manusia menjemput kematian di ujung peluru, seakan tidak ada harganya nyawa2 itu."

Delegasi Jepang : "Sudahlah kawan, forum ini jangan malah digunakan untuk curhat, semua negara punya masalah masing2. Kalau forum ini hanya digunakan untuk curhat, seminggu lagi pun belum selesai. Satu yang pasti Kawan2....,Orang2 Tua itu harus kita gulingkan, yang masih menganggap bahwa ras, suku, agama itu lebih penting daripada perbuatan, yang beragama hanya dari ritualnya, yang mementingkan harta dan kekuasaan daripada kesejahteraan anak cucunya, kau bisa sebut semua kesalahan mereka, tapi yang paling penting mereka tidak pantas lagi memimpin kita, kita gulingkan mereka atau kalau perlu kita penjarakan dan kita tatar sampai sadar"

Delegasi Filipina : "Setuju kawan, mereka seolah2 merasa lebih tahu tentang dunia, menganggap dunia adalah pengetahuannya. Dan kita dipaksa untuk percaya, tapi mana mungkin kita mempercayainya, kalau hasil dari didikan mereka adalah dunia kita ini yang tak berbudaya, bukannya beradab tetapi penuh manusia biadab.

Delegasi Cina : "Kita akan menggulingkan bapak2 kita, ibu2 kita, paman2 kita, kakek2 kita, dan semua yang menentang ide2 ttg persamaan hak dan kewajiban warga negara dunia"

Delegasi Indonesia : "Kalau mereka melawan.., bagaimana..?"

Delegasi Kuba : "Ini perang kawan, yang melawan harus kita bantai, tidak ada gunanya lagi punya orang2 tua yang justru menyengsarakan masa depan anak2nya"

Delegasi Pantai Gading : "Dengan kekuatan kita bersama, kita akan singkirkan orang2 tua yang kurang ajar itu dari percaturan dunia. Kini sudah saatnya, tata dunia baru yang benar2 baru, bukan hanya retorika."

 Delegasi India : " Tetapi sebisa mungkin kita menggunakan cara yang elegan, menggulingkan mereka dan kita sadarkan"

Delegasi Kuba : "Tidak bisa kawan, perjuangan ini mau tidak mau harus dengan kekerasan, percayalah padaku, bahwa dengan cara elegan, mereka tidak akan bergeming. Kau sadarkan pun mereka tak akan mau sadar, nafsu binatang mereka adalah nafsu yang sudah mengakar dan mendarah daging, tidak akan sembuh sebelum mereka mati."

Delegasi Tibet : "Kawan, sebaiknya kita harus berpikir jernih, jangan sampai tujuan mulia kita, justru kita capai dengan cara yang tidak mulia. Pembunuhan dengan alasan apapun tetaplah tidak bisa dibenarkan. "

Rapat ribut, masing2 punya pendapat sendiri mengenai bagaimana revolusi ini akan dijalankan, forum terpecah menjadi dua kubu, yang menginginkan revolusi radikal dan menginginkan revolusi elegan. Ternyata yang mendukung revolusi radikal lebih banyak, dan itu membuat pendukung revolusi elegan bersedih hati dan akhirnya walk out.

Delegasi India : "Kawan, aku di sini mewakili mata hati, revolusi kita tak akan berarti jika hasil dari revolusi ini justru membawa ketakutan dan kehancuran peradaban. Kau ingat betapa Mahatma Gandhi dan Martin Luther King tercatat sebagai pejuang terhebat sepanjang masa, karena kelihaian mereka memainkan politik tanpa kekerasan. Memang revolusi elegan lebih membutuhkan kesabaran dan permainan taktik, tapi bagiku kawan, itulah jalan terbaik. Jika kalian semua memilih jalan radikal, saya akan keluar dari forum ini. Aku tak ingin sejarah menulis darah."

Beberapa dari delegasi juga memutuskan untuk keluar dari forum, mau kembali ke negara masing2. Forum semakin ribut tidak karu2an. Karena tanpa kekompakan, gerakan revolusi global ini hanyalah omong kosong belaka. Sebagian besar delegasi yang masih dalam ruangan kebingungan, tanpa kawan2 yang walk out, rapat ini bisa dibilang kurang representatif. Selain kurang representatif, jalannya revolusi pun akan setengah2 karena tidak berlaku di seluruh negara. Setelah diskusi cukup lama, akhirnya delegasi yang walk out diminta untuk kembali, karena memang harus ada perubahan strategi.

Pimpinan Delegasi : " Terima kasih atas kesediaan kawan2 semua untuk kembali lagi dalam forum ini. Setelah berdiskusi lagi, sebagian besar delegasi juga lebih menyetujui revolusi elegan."

Delegasi Kuba : " Socialismo o muerte.....Sosialisme atau mati...........Sosialisme itu jawaban kawan, percayalah padaku. Tetapi jalan menuju ke sana berliku dan penuh tajamnya kerikil dan batu. Tapi jangan pernah menyerah, karena Tuhan bersama para pemberani. Kami berani bilang tidak atas kekuasaan AS, dan kami tahu resikonya. Diisolir habis2an, akses ekonomi di tutup, tapi kami tetap bertahan. Pendidikan tetap gratis buat anak2 Kuba, bahan pokok masih sangat murah untuk rakyat biasa, pengobatan gratis untuk semua warga negara. Kami memang tidak kaya, tapi kami tidak mau menukar idealisme kami hanya untuk mobil2 mengkilap, atau rumah2 mewah. Kami berbagi suka dan duka bersama. Tapi apa yang kami dapat dari koran2 kapitalis itu, hanya cacian dan hinaan, tapi percayalah kawan, kami tidak akan bergeming. Bersama presiden Castro kami yang tercinta, kami akan menghidupkan negara sosialis yang ideal. "
 
Delegasi Selandia Baru : "Dalam banyak hal aku setuju denganmu Kawan dari Kuba. Tetapi harus kita ingat, bahwa tidak semua yang bermulut manis selalu mengeluarkan madu. Lenin fasis, Mao Ze Dong fasis, Musollini fasis, Stalin fasis, bahkan Castro pun sekarang cenderung fasis. Ketika berhadapan dengan nafsu manusia, ideologi kadang tidak menentukan lagi Kawan2. Tetap harus ada check and balance dalam pemerintahan. Aku setuju bahwa sosialisme adalah sistem yang harus kita gunakan, tetapi aku tidak setuju sama sekali jika jalan kedidaktoran digunakan untuk menuju masyarakat sosialis. Demokrasi harus tetap berjalan beriringan dengan sosialisme. walaupun negara2 kaya tak pernah mengakui bahwa mereka memakai sistem sosialis. Dalam kenyataannya sistem mereka adalah sosialis, walaupun dengan munafiknya menyebut sistem itu welfare state. Yang masih kita perlu lakukan dalam skala global adalah mentransformasikan welfare state atau sosialisme itu dalam hubungan antar semua negara di dunia ini. Jadi kesejahteraan satu negara tidak bertumpu di atas penderitaan negara lain.

Delegasi Malaysia : " Benar Kawan, Kami di Malaysia percaya akan globalisasi, karena dunia memang tidak bisa menghindari panggilan masa depan itu. Tapi globalisasi bukan berarti perekonomian yang dikuasai oleh segelintir orang atau segelintir kaum ataupun segelintir bangsa. Globalisasi juga berarti transformasi, jika engkau negara kaya, engkau juga harus membuat negara lain kaya, jangan malah memerahnya. Dan jalan globalisasi tidak selalu harus sama, semua negara berhak menentukan jalannya sendiri2. Memang tidak semua negara dikuasai oleh orang2 yang tepat, tapi jika memang begitu, itu bukan alasan juga untuk menguasai negara itu. Percayalah pada kekuatan rakyat, perkuat mereka kalau kau memang mau membantu, karena mereka sendiri yang akan menggulingkan kekuatan2 saudara2 sebangsa yang serakah dan tamak itu.

Delegasi Iran : " Aku setuju pendapat kawan dari Malaysia, tidak ada sistem yang benar2 sempurna, semua saling melengkapi. Yang paling penting adalah bagaimana kita menghormati satu sama lain"
 
Delegasi Ghana : " Kalian boleh bilang bahwa globalisasi itu diperlukan, tetapi globalisasi yang kalian perjuangkan lebih banyak globalisasi barang, sedangkan manusia dikecualikan dari globalisasi. Kalau boleh, aku menamakannnya globalisasi setengah hati. Semua negara diharuskan membuka lebar2 batas negaranya untuk barang2 dari luar negeri, tetapi di saat yang sama menutup rapat2 untuk manusia yang mencari penghidupan. "
 
Delegasi Venezuela : " Setuju, globalisasi harus benar2 menyeluruh, dan bukan ditentukan oleh interpretasi globalisasi sebagian negara kaya. Globalisasi komoditi, informasi, ekonomi, budaya, dan globalisasi manusia. "
 
Delegasi Indonesia :" Kawan, kami dicekoki oleh kurikulum2 sejarah menyesatkan, bajingan yang membantai ratusan ribu saudara2ku yang dianggap komunis itu telah menjadi pahlawan2 suci di buku2 kami. Dan sejak kesuciannya itu, kami dibungkam dan dikebiri, dihibernasi oleh dogma2 tak berarti. Sedangkan dengan sadar di saat yang sama, pulau2 kami yang beribu2 itu telah dirampok dan disedot oleh manusia2 serakah itu, tentu saja dengan bantuan tangan bangsa2 utara yang datang atas nama globalisasi. Negara kami penuh petualang politik sejati. Dan kini banyak yang mendukung pembentukan negara berdasarkan agama"
 
Delegasi Mesir : " Kawan, sejak kapan pula dalam sejarah dunia ini ada negara maju berdasarkan agama...? Tapi orang2 tua kita memang pandai berkhayal, romantisme masa lalu yang tak masuk akal pun dipaksakan untuk diterapkan di jaman ini."
 
Semua delegasi melirikkan matanya ke delegasi Indonesia dan delegasi Mesir, gedeg juga melihat delegasi Indonesia yang mulai curhat, gedeg melihat ada juga yang menanggapi curhat itu, jaka sembung bawa golok (udah nggak nyambung...guoblok) padahal tadi sudah diputuskan untuk membahas masalah2 yang lebih substansial. Curhat hanya akan menghabiskan waktu yang memang singkat ini.
 
Delegasi Irak : " Kawan, kapan transformasi itu terjadi..? Kita tak bisa menunggunya kawan, sekarang atau tidak sama sekali."

Delegasi Chili: " Kawan, jangan menunggu lagi, momentum harus kita ciptakan. Dunia sudah bosan dengan tata dunia yang sekarang, mari kita buat tata dunia baru yang sosialis demokratis. Kita bubarkan seluruh negara2 di dunia, kita bubarkan PBB, dan mari kita bentuk satu negara, Perserikatan Bumi. Tidak akan ada lagi batas2 yang irrasional, bumi adalah tempat tinggal kita bersama, dan mari kita bekerja keras menuju kesejahteraan bersama. Kita butuh ribuan pemimpin muda  yang progresif, revolusioner, pluralis, humanis, egaliter, altruis. Karena apa yang kita lakukan sekarang, adalah masa depan anak cucu di masa mendatang. Baik buruknya dunia di tangan kita, anak cucu kita yang bisa menilainya. Kobarkan Revolusi..........!!!!!!!!!!!!!!!"
 
"Setuju.................!!!!!!!!!!!!!!!" suara bersama menggaung, memantul, sahut menyahut, beberapa dari delegasi terlihat meneteskan air mata haru.
 
" Merdeka..., merdeka...., merdeka...., merdeka.....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
 
Forum menjadi riuh rendah oleh teriakan, pimpinan forum akhirnya mengetukkan palu tiga kali untuk meminta forum tenang.

Delegasi Zimbabwe : " Kawan, maaf aku tak bisa membaca, tapi dari analisa kawan di sebelah sana tadi..."
Delegasi Chili : " Aku dari Chili."
Delegasi Zimbabwe : " Terima kasih, ya dari analisa kawan dari Chili tadi, tiada kata lain yang kita perlukan adalah revolusi. Mugabe2 bangsat ternyata tidak hanya ada di negaraku, tetapi hampir di semua kolong bumi. Dan revolusi harus dilakukan sekarang, atau tidak sama sekali. Kelaparan tak mampu menunggu hitungan jam apalagi hari, tangis tak patut kau biarkan terjadi berhari-hari. Kematian sia2 tak boleh kita biarkan setiap detik terjadi."
 
"Setuju..., Setuju..., Merdeka...., Hidup Rakyat...!!!!!!!!" Forum kembali lagi riuh rendah oleh teriakan. Pimpinan rapat segera mengetukkan palunya.
 
Pimpinan Rapat : " Kalau tidak salah aku mencermati, secara aklamasi kita memutuskan untuk mengadakan revolusi, dan revolusi yang kita pilih adalah revolusi elegan, revolusi tanpa kekerasan. Masing2 negara punya penindasnya masing2, kita turunkan mereka. Dan harus kita lakukan secepatnya, karena bumi tidak mampu menunggu lagi. Tapi sebelumnya mari kita menyanyi sebuah lagu untuk merayakan semangat kebersamaan kita. Bagi yang belum hafal teksnya bisa dibaca di layar sebelah sana"
 
Pimpinan rapat mengambil sebuah gitar akustik.............Mereka menyanyikan himne bersama2, suasana hingar namun khusuk......
 
**
Am
Bertanya sama-sama
Am
Belajar sama-sama
G                     Am
Kerja sama-sama
 
Am
Semua orang itu guru
Am
Alam raya sekolahku
G                            Am
Sejahteralah bangsaku   2x

Pimpinan Rapat : " Kawan, kita mempunyai waktu seminggu sebelum hari yang telah kita tetapkan untuk merubah wajah bumi, konsolidasikan seluruh kekuatan kawan2 muda dan anak2 di seluruh penjuru mata angin, dan jika kita bersatu, tak ada yang mampu mengalahkan kita. Negara2 akan tinggal sejarah, bumi adalah satu. Mari menangis dan tertawa bersama2. Mari menulis lembaran sejarah baru bersama2. Dimanapun Kawan2 muda tinggal, turunkan pemimpin2 diktator, turunkan orang2 tua yang sok tahu dari jabatan publik, bubarkan semua institusi yang menginjak2 hak2 makhluk hidup. Sandi Revolusi kita adalah Mata Hati, Revolusi oleh Pewaris Bumi Yang Perduli, Untuk Semua Penghuni Bumi Tak Terkecuali. 7 hari dari sekarang, tepat jam 00.00 Greenwich Mean Time (GMT), kita melakukan coup serentak di seluruh bagian bumi."
 
Palu diketukkan tiga kali. Tepuk tangan membahana, semangat menyala2. Dalam sekejap, semua delegasi telah dikembalikan ke negaranya masing-masing. Jibril tersenyum, forum yang diprakarsainya menghasilkan kesepakatan menggembirakan. Sumpahnya dulu untuk tidak kembali ke bumi ternyata harus dicabut. Tugasnya masih banyak di bumi, bumi butuh nabi2 baru, nabi yang lebih rasional dan jauh memandang ke depan. Nabi yang tidak merengek2 pada Tuhan, Nabi yang mencari Tuhan dengan otaknya bukan dengan hatinya. Nabi yang memimpin rakyat dengan demokrasi, bukan dengan keabsolutan hirarki. Nabi2 wanita, Nabi2 pria. Nabi2 manusia biasa, tanpa mukjizat apa2. Bukan keturunan dewa, apalagi keturunan Jawa, Arab, Yahudi, India, Eropa, atau keturunan bangsawan jumawa. Tidak mengaku berbangsa, selain bangsa manusia. Nabi yang benar2 nabi, membangun makhluk semesta menuju kebahagiaan sejati.
 
 
 

(* =thanks to "Sounds of Music")
(**thanks to Iskra Ismaya Taring Padi for his song)